Pada Selasa, 19 April 2021, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Utara mengumpulkan seluruh guru PNS beserta, Pokjawas, Kepala Kasubag dan Seksi Pendis untuk melakukan musyawarah. Musyawarah ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Kabupaten Lombok Utara merupakan satu-satunya kabupaten di NTB yang belum memiliki Madrasah Negeri sebagai satuan kerja yang menaungi guru PNS di bawah Kementerian Agama. Dari hasil kesepakatan bersama, muncul keinginan untuk membentuk Panitia Percepatan Pembangunan Madrasah Negeri Lombok Utara. Perlu diketahui bahwa empat tahun sebelumnya, panitia serupa telah dibentuk, namun tidak membuahkan hasil.
Pemerintah Daerah telah lama menghibahkan tanah untuk pembangunan madrasah, tetapi hingga saat itu belum ada pembangunan yang dilakukan. Bahkan, muncul kabar bahwa tanah hibah tersebut akan diambil kembali jika tidak segera dimanfaatkan. Oleh karena itu, hasil musyawarah pada 19 April 2021 menetapkan terbentuknya Panitia Percepatan Pembangunan Madrasah Negeri.
Pada Senin, 26 April 2021, Kepala Kemenag Lombok Utara secara resmi mengukuhkan panitia dan langsung meninjau lokasi tanah hibah dari Pemerintah Daerah, yang diberikan pada masa pemerintahan Dr. TGH Najmul Ahyar. Panitia pun bergerak cepat dengan melakukan musyawarah rutin dan sepakat untuk mulai menerima siswa baru pada tahun ajaran 2021/2022, meskipun belum memiliki bangunan dan fasilitas ruang kelas.
Dengan tekad dan semangat bersama, panitia memutuskan untuk membangun gedung sementara secara swadaya. Sebagai dasar legalitas penerimaan siswa baru, panitia juga berupaya menjalin komunikasi dengan Yayasan Al Ishlahul Ittihad Sigar Penjalin untuk meminjam izin operasional madrasah MTs yang sudah lama tidak aktif
Pada Minggu, 23 Mei 2021, panitia mulai mengumpulkan bahan bangunan melalui sistem gotong royong, sumbangan sukarela, dan komunikasi dengan berbagai pihak untuk membantu mendirikan ruang belajar sementara. Pada 1 Juni 2021, panitia bergerak cepat membangun pondasi gedung dengan bahan seadanya. Tanpa mengenal lelah, dalam waktu satu bulan, dua ruang kelas berhasil didirikan di atas tanah hibah pemerintah di tengah area persawahan.
Setelah dua ruang kelas berdiri, para pejuang madrasah mulai turun ke pelosok pegunungan untuk mencari anak-anak kurang mampu agar dapat bersekolah di MTs Al Ishlahul Ittihad Persiapan Negeri Lombok Utara. Setelah satu bulan bergerilya, akhirnya terkumpul lima orang siswa. Biaya seragam, pemondokan, dan transportasi siswa ditanggung secara swadaya oleh para guru PNS. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pun dimulai dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 7 orang siswa.
Pada tahun ajaran kedua (2022), jumlah siswa bertambah empat orang sehingga total menjadi sebelas siswa. Pada tahun ajaran ketiga (2023), madrasah hanya mendapatkan satu siswa akibat kurangnya perhatian dari Kemenag. Meskipun demikian, pada tahun 2024, madrasah berhasil menamatkan tujuh siswa dengan nama MTs Al Ishlahul Ittihad.
Dalam proses pengajuan proposal penegerian, panitia menghadapi berbagai tantangan, baik dari internal maupun eksternal. Menghadapi kendala yang ada, panitia akhirnya bergerak langsung menemui Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi NTB, Dr. Zaidi Abdad, untuk menyampaikan secara langsung permasalahan dan keterbatasan yang dihadapi dalam proses pengajuan madrasah negeri di Lombok Utara.
Berkat upaya yang gigih, akhirnya pada tahun 2024, disetujui pendirian tiga lembaga pendidikan, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lombok Utara. Kemenag kemudian mendorong panitia untuk segera melaksanakan penerimaan siswa baru jenjang MIN, MTsN, dan MAN untuk tahun ajaran 2024/2025.
Berbagai upaya dilakukan untuk mensosialisasikan madrasah negeri. Hasilnya, MTsN berhasil mendapatkan delapan siswa, MAN mendapatkan enam siswa, sementara MIN belum mendapatkan siswa sama sekali. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah tuntutan masyarakat agar segera dibangun gedung sekolah yang memadai.
Perjuangan mendirikan madrasah negeri di Lombok Utara telah melalui jalan panjang yang penuh tantangan. Namun, dengan semangat dan kerja keras, kini harapan untuk memiliki madrasah negeri yang kokoh dan mampu melayani pendidikan bagi masyarakat Lombok Utara semakin mendekati kenyataan.
0 comments:
Posting Komentar